Python 3.12 Tidak Akan Membuatmu Teriak ‘Wow’ — Tapi Dia Akan Pelan-Pelan Mengubah Cara Kamu Menulis Kode
Tech Pulse
Ditulis 15 June 2025 Baca ± 10 menit
Waktu saya upgrade ke Python 3.12, saya gak mengharapkan keajaiban. Tidak ada ekspektasi apa pun.
Gak ada hype seperti saat bahasa lain pamer fitur “AI-powered syntax” atau “asynchronous everything”. Python datang seperti biasa: santai, datar, dan kalem. Gak banyak drama. Bahkan changelog-nya pun terasa kayak catatan dari teman lama yang lagi cerita, “Eh, aku ada kabar baru, tapi gak heboh-heboh amat ya.”
Tapi seminggu setelah saya pakai — bukan sehari, tapi seminggu penuh di proyek nyata — saya sadar sesuatu.
Bukan performanya yang tiba-tiba melonjak. Bukan karena ada syntax baru yang mind-blowing. Tapi karena saya mulai nulis kode dengan cara yang... beda. Sedikit lebih luwes. Lebih bersih. Lebih nyaman.
Python 3.12 gak bikin saya bilang
“gila keren”. Tapi dia bikin saya mikir:
“Kok gue jadi lebih suka ngoding ya?”
Kita semua suka f-string. Dia singkat, rapi, dan bikin string formatting jadi sesuatu yang bisa dibanggakan. Tapi, kita juga tahu satu hal: dia gampang tersinggung.
Coba kamu masukin ekspresi yang
sedikit ribet—entah itu generator expression, ternary, atau bahkan satu baris if—langsung
keluar syntax error.
“f-string expression part cannot include a backslash”
“unexpected EOF while parsing”
Ya ampun, padahal niat kita cuma mau bikin string yang enak dibaca.
Selama ini, f-string terasa kayak teman yang asik kalau pembicaraannya ringan. Tapi begitu kamu mulai serius—ngajak mikir bareng—dia langsung kabur.
Nah, di Python 3.12, itu berubah.
f-string gak lagi meledak cuma karena kamu ngajak dia berpikir lebih dalam. Dia bukan remaja emosian lagi. Dia tumbuh. Lebih dewasa. Lebih tenang.
Sekarang kamu bisa nulis kayak gini:
f"Total: {sum(x * y for x, y in items if x > 0)}"
Atau bahkan:
f"""Result: { compute_final_score( user_data, bonus=True, multiplier=1.25 ) }"""
Dan Python akan mengangguk.
Bukan hanya mengizinkan, tapi juga memahami.
Dampaknya? Lebih besar dari kelihatannya.
Dulu kita harus nulis variabel bantu, pecah logika jadi potongan kecil, dan kasih nama sementara yang besok juga bakal dilupakan. Sekarang? Kita bisa langsung menuliskan apa yang ada di kepala.
Kode jadi terasa lebih seperti
menulis kalimat.
Kita gak lagi nyusun puzzle buat bikin Python ngerti. Python yang sekarang ikut
bantu menyusun alurnya.
Buat saya pribadi, ini seperti punya whiteboard virtual yang ngerti kalau saya lagi brainstorming. Saya gak harus mikir dua kali hanya karena ingin gabungin logika dan teks. Saya tinggal tulis. Dan itu jalan.
Dan anehnya, ini bukan perubahan
besar. Cuma perbaikan parsing.
Tapi di balik itu, ada perasaan bahwa Python makin ngerti kita sebagai penulis
kode.
Karena di balik semua teknik dan struktur, kadang kita cuma pengen satu hal: nulis ide tanpa harus ribut dulu sama sintaks.
Dan sekarang, f-string udah siap nemenin kamu ke level itu.
Pesan Error yang Gak Lagi Judgy
Dulu kalau kamu bikin kesalahan kecil
di Python, dia bisa langsung ngeluarin error kayak dosen killer yang lagi bad
mood:
“NameError: name 'math' is not defined.”
Dan itu aja. Gak ada tambahan. Gak ada konteks.
Salah? Ya udah. Urusan lo.
Python seperti bilang, “Gue gak ngerti maksud lo. Perbaiki sendiri.”
Tapi di Python 3.12, nada bicaranya berubah. Python sekarang terdengar seperti teman lama yang ngerti kamu lagi capek, lagi buru-buru, dan mungkin cuma salah ketik.
Contohnya?
Kamu nulis:
area = math.pi * r ** 2
Tapi lupa import math.
Versi lama akan langsung menghakimi:
“NameError: name 'math' is not defined.”
Versi baru akan tanya pelan:
“Did you mean: 'import math'?”
Lihat bedanya?
Bukan cuma informatif—tapi juga
lembut.
Python gak nyuruh, tapi ngajak diskusi.
Dan ini gak cuma berlaku buat import. Python 3.12 juga kasih saran buat hal-hal kecil lain, kayak typo nama variabel, fungsi yang belum didefinisikan, atau bahkan parameter yang kelupaan.
Contoh lagi:
defgreet(name): print(f"Hi, {nme}!") greet("Luna")
Python 3.12 bakal bilang:
“NameError: name 'nme' is not defined. Did you mean 'name'?”
Dan percaya atau enggak, saran itu sering tepat.
Efek jangka panjangnya? Besar.
Buat pemula, ini bisa menyelamatkan
waktu dan frustrasi.
Buat developer berpengalaman, ini mengurangi beban kecil yang numpuk selama jam
kerja.
Dan buat semua orang — ini bikin proses debugging terasa kayak ngobrol, bukan
dimarahi.
Python 3.12, dalam diamnya, sedang
membangun interpreter yang peduli.
Yang gak cuma ngejalanin kode, tapi juga nemenin kamu nyelesainnya.
Performa Lebih Gesit, Tapi Gak Pamer
Python bukanlah C, bukan juga Rust.
Kita semua tahu itu.
Kita pakai Python bukan karena dia tercepat, tapi karena dia ramah,
fleksibel, dan bisa diajak kerja sama.
Tapi bukan berarti Python gak bisa ngebut. Python 3.12 adalah buktinya.
Tapi yang menarik, dia gak pamer soal itu. Gak ada klaim “50% faster” yang ditulis besar-besar. Gak ada grafis api melalap chart performa. Python 3.12 hanya datang, kasih senyum kecil, dan bilang,
“Eh, aku udah optimasi dikit, kamu mungkin bakal ngerasain.”
Dan ya, kamu akan ngerasain. Bukan di benchmark, tapi di keseharian.
Beberapa hal yang diam-diam diperbaiki:
- List dan dictionary comprehension sekarang di-inline langsung di bytecode. Lebih cepat, lebih hemat, tanpa kamu perlu ubah gaya nulis.
- Bytecode interpreter-nya makin cerdas, dengan specializer yang tahu kapan harus pakai shortcut.
- Manajemen memory lebih ringan, terutama di struktur internal interpreter yang sering banget dipanggil tanpa kita sadari.
Semua itu gak bikin kamu langsung teriak “gila cepet!”. Tapi setelah pakai beberapa hari, kamu mulai mikir:
“Kok proses ini kayaknya gak nunggu
lama lagi ya?”
“Kok scraping script gue jalan smooth banget, padahal datanya sama?”
Itu dia efek Python 3.12.
Bukan performa yang menonjol di awal, tapi kenyamanan yang terasa meningkat dari waktu ke waktu.
Dan mungkin itu intinya:
Python gak sedang berusaha jadi tercepat. Tapi Python 3.12 ingin jadi versi
dirinya yang lebih ringan, lebih gesit, dan lebih cerdas diam-diam.
Karena dalam dunia pengembangan, kadang yang kita butuhkan bukan ledakan kecepatan—tapi perasaan bahwa alat yang kita pakai itu ngerti ritme kerja kita.
Typing yang Gak Lagi Bikin Pegel
Typing di Python itu kayak niat baik
yang sering kebablasan.
Kita pengen rapi, pengen eksplisit, pengen bikin codebase enak dibaca. Tapi
lama-lama, typing bisa jadi kayak administratif yang kebanyakan form.
Apalagi kalau kamu pernah bikin type
alias di versi-versi sebelumnya.
Mesti import TypeAlias, kadang syntax-nya verbose, dan kalau kamu pakai generic...
yah, siap-siap berantem sama autocomplete dan LSP yang nge-lag.
Tapi Python 3.12 kayak bilang:
“Sabar, sabar. Gue udah permudah.”
Dan bener aja. Sekarang kamu bisa bikin alias cukup dengan:
type ScoreList = list[int]
Udah. Gak usah from typing import TypeAlias. Gak usah penjelasan panjang.
Satu baris, langsung ngerti.
Buat kamu yang kerja di tim besar
atau proyek jangka panjang, ini game-changer.
Kode kamu jadi lebih ekspresif tanpa harus jadi bertele-tele. Dan bagian
dokumentasi yang biasanya nyempil di komentar, sekarang bisa langsung hidup
sebagai bagian dari definisi kode.
Dan bukan cuma soal alias. Python 3.12 juga lebih stabil dan “logis” dalam menangani Generic, TypedDict, dan banyak elemen typing lanjutan lainnya. Kamu bisa fokus ke desain struktural kode, bukan debugging sistem typing-nya sendiri.
Efeknya?
- Kode makin bisa dibaca sebagai cerita.
- IDE makin paham niatmu.
- Dan yang terpenting: kamu gak capek nulis hal yang seharusnya bisa disingkat.
Typing bukan lagi beban. Dia jadi bagian alami dari cara kamu bercerita lewat kode.
Fitur-Fitur Kecil di Python 3.12 yang Diam-Diam Bikin Hidup Developer Lebih Mudah
Python 3.12 membawa banyak hal baru, tapi gak semuanya diletakkan di
panggung utama.
Beberapa fitur justru tersembunyi di sudut changelog, gak banyak dibahas, dan
gak dijadikan sorotan.
Tapi justru di sanalah letaknya kejutan kecil itu.
Seperti menemukan saku rahasia di jaket yang udah lama kamu pakai: gak besar,
tapi pas banget.
Dan pas kamu nemu fitur-fitur ini, reaksi kamu kemungkinan besar adalah:
“Lho… kok gak dari dulu aja sih?!”
itertools.batched(): Potong List Tanpa Drama
Coba kamu pikir: berapa kali kamu butuh bagi list jadi kelompok kecil—misalnya buat batching data ke API, memproses item per-segment, atau buat pagination manual?
Selama ini, kita biasanya nulis helper function sendiri kayak gini:
defbatched(iterable, size): for i inrange(0, len(iterable), size): yield iterable[i:i+size]
Atau kalau kamu males nulis ulang, kamu buka StackOverflow dan copy-paste snippet yang kamu sendiri lupa sumbernya.
Nah, Python 3.12 akhirnya bilang:
“Udah, santai. Gue yang urus.”
from itertools import batched for batch in batched(data, 3): process(batch)
Simple. Bersih. Pythonik.
Dan yang paling penting: bikin kita bisa fokus ke logika, bukan ke
logistik list slicing.
pathlib.Path.walk(): Menelusuri Folder Jadi Lebih Natural
Kalau kamu pernah pakai os.walk(), kamu tahu rasanya: powerful, tapi... meh.
Kamu harus unpack tuple, muter-muter string path, dan merasa kayak balik ke zaman sebelum Python punya OOP modern.
Python 3.12 sekarang kasih kamu cara baru yang lebih natural:
from pathlib import Path for path in Path(".").walk(): print(path)
Selesai.
Gak ada unpacking aneh. Gak ada juggling antara dirpath, dirnames,
dan filenames.
Dengan Path.walk(), kita
bisa telusuri direktori secara rekursif sambil tetap berada di jalur Pythonic
yang nyaman.
Apalagi kalau kamu sering bikin CLI tool, data pipeline, atau alat internal
buat bersih-bersih folder backup—fitur ini akan cepat jadi teman setia.
Dukungan Native untuk perf Profiler di Linux
Ini bukan fitur buat semua orang. Tapi buat yang perlu, ini semacam pintu rahasia ke dunia baru.
perf adalah alat profiling kelas atas di Linux—biasanya dipakai untuk mengintip isi kepala aplikasi sampai ke level CPU instruction.
Python 3.12 sekarang menyediakan dukungan langsung ke perf, yang artinya kamu bisa profiling kode Python dengan cara yang lebih efisien, lebih mendalam, dan tanpa terlalu banyak setup aneh-aneh.
Buat kamu yang suka ngulik performa aplikasi Python di produksi, atau sedang bikin library yang harus hemat sumber daya, ini adalah upgrade kecil dengan dampak besar.
Bonus-Bonus Kecil Tapi Manis
Masih ada lagi fitur kecil lain yang kadang luput:
· Support untuk except groups lebih baik, terutama untuk ExceptionGroup, yang penting kalau kamu kerja di lingkungan async/concurrent.
· Improvement di debugging REPL, yang bikin traceback lebih mudah ditelusuri.
· Fix kecil di slicing dan syntax, yang bikin edge-case tertentu gak lagi jadi bikin pusing kepala.
Singkatnya:
Python 3.12 seperti sahabat lama yang pulang bawa oleh-oleh kecil.
Bukan barang mewah. Tapi sesuatu yang bikin kamu senyum dan bilang,
“Wah, ini beneran berguna.”
Dan kadang, dalam kehidupan developer yang penuh deadline dan bug tak berkesudahan, oleh-oleh kecil seperti ini lebih berharga dari kejutan besar.
Python 3.12: Bukan Versi yang Akan Kamu Kagumi, Tapi Akan Kamu Syukuri
Ada versi bahasa pemrograman yang
datang bikin kita terpukau.
Ada yang datang bikin kita bingung.
Dan ada yang seperti Python 3.12 — datang pelan-pelan, tapi tahu persis di mana
harus menyentuh.
Dia gak kasih kamu fitur yang bikin
kamu langsung posting ke Twitter.
Gak ada perubahan besar yang bikin kamu bikin video “5 Things You Must Try in
Python 3.12”.
Tapi dia punya sesuatu yang lebih... nyata.
- Error message yang ngajak ngobrol, bukan menghakimi.
- f-string yang akhirnya ngerti kamu.
- Typing yang gak bikin pegel.
- Tooling kecil yang bikin kamu kerja tanpa harus nyari “helper” di StackOverflow.
Semua itu, digabung jadi satu,
menciptakan satu rasa yang jarang hadir di dunia developer:
nyaman.
Jadi, apakah Python 3.12 layak diinstall?
Kalau kamu ingin sesuatu yang heboh,
mungkin belum.
Tapi kalau kamu ingin alat kerja yang paham ritmemu, tahu kapan harus membantu,
dan gak ganggu di saat kamu butuh fokus...
Maka Python 3.12 akan terasa seperti pulang ke tempat yang udah lama kamu cari.
Dan saat kamu duduk, nulis satu
fungsi, ngetes satu flow, dan semuanya berjalan lancar tanpa drama,
kamu mungkin gak akan teriak “wow”. Tapi kamu akan tarik napas, dan bilang,
“Oke. Ini enak.”
Leave a comment